Jumat, 06 Februari 2009

Islamnya Satu, Pejuangnya Banyak


Nama Syekh Ahmad Yassin akan tetap di hati para pejuang Palestina, dan juga para pejuang Islam lainnya di dunia. Darah syuhadanya akan terus mengalir dalam urat nadi para pejuang Islam. Kita pantas memiliki semangat yang sama dengan beliau. Yup, �Ihna kulluna Ahmad Yassin!� (kita semua Ahmad Yassin!).
Pendiri Hammas (Harakatul al-Muqawwa-mah al-Islamiyah�Gerakan perlawanan Islam) itu insya Allah telah syahid setelah dirudal pasukan Israel pada 22 Maret 2004 lalu. Beliau menjadi bagian dari ribuan pejuang yang telah mengorbankan harta dan jiwanya untuk membela Islam. Lalu, bagaimana dengan kita? Insya Allah, kita pun akan ambil bagian untuk membela Islam. Pasti!

Sobat muda muslim, jangan pernah merasa sendirian. Kita, kaum muslimin, terus berjuang di mana pun kita berada. Tengoklah saudara kita di Irak, mereka bahu-membahu melawan imperialis Amerika dan Inggris. Dengarlah pekikan perjuangan anak-anak Palestina saat mereka melemparkan batu ke hadapan tank-tank Israel, ke hadapan tentara-tentara Yahudi yang bersenjata lengkap. Lihatlah para pemuda Islam yang gagah berani di Uzbekistan dalam menyebarkan dakwah, meski tekanan pemerintah negara pecahan Uni Soviet ini sangat kuat. Polisi dan tentara Uzbek beringas dan haus darah. Tapi semangat saudara kita di sana, mampu mengalahkan rasa takut mereka, dan melupakan kenikmatan dunia yang mestinya bisa diraih.

Di negeri ini, kita juga terus berjuang menyebarkan dakwah, membela dan memper-juangkan diterapkannya kembali Islam sebagai ideologi negara. Meski tekanan secara fisik belumlah puncak seperti yang dialami saudara kita di Palestina, Irak, Afghanistan, Uzbekistan, Kashmir, Moro dan belahan dunia lainnya yang bergolak, tapi tekanan mental kerap menggoda semangat juang kita. Saudaraku, jangan pernah behenti berjuang. Singkirkan segala keluh kesah, gundah gulana, dan sikap minder di hadapan para penentang Islam dan para pembenci aktivis pejuang Islam. Kita, adalah generasi yang akan memberikan warna cerah bagi dunia. Kita generasi harapan Islam.

Sobat muda muslim, perjuangan mene-gakkan agama Allah ini sudah dirintis oleh Nabi kita sejak awal penyebaran Islam. Rasulullah saw. tak pernah gentar menghadapi para pembesar Quraisy yang seringkali melakukan penekanan. Rasulullah saw. telah memberi contoh bagaimana kuatnya tekad beliau dalam memperjuangkan tegaknya agama Allah ini. Ketika dakwah beliau dirasa meresahkan kalangan penduduk Quraisy waktu itu, beberapa tokoh mereka mendatangi paman Rasul, Abu Thalib, untuk meminta keponakannya itu menghentikan dakwahnya. Namun apa yang dikatakan Rasulullah saw.?

�(Paman), demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan urusan (dakwah) ini, aku tidak akan meninggal-kannya sampai Allah memenangkan agama ini atau aku hancur karenanya.� (dalam Sirah Ibnu Hisyam)

Rasulullah saw. pun mengajarkan bagai-mana beraninya meng-hadapi segala risiko dakwah untuk memper-juangkan Islam ini. Meski akhirnya kudu menelan pil pahit. Pada suatu kesempatan Rasulullah saw. berhenti di depan rumah sejumlah kabilah sembari berkata: �Wahai Bani Fulan, sesungguhnya aku ini adalah Rasulullah untuk kalian, memerin-tahkan kalian untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Hendaklah kalian meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya sekaligus beriman kepadaku, membenarkanku, dan membelaku sampai aku menjelaskan dari Allah wahyu-Nya yang dengan itu Dia mengutusku.� (Sirah Ibnu Hisyam)

Ketika itu paman beliau, Abu Lahab, sedang berdiri di belakang beliau. Dia menolak segala ucapan Nabi saw. sekaligus mendus-takannya. Saat itu, tak ada seorang pun yang mau menerima ajakan beliau. Mereka kemudian berkata, �Kaummu saja, yang lebih mengetahui tentang siapa dirimu, tidak mengikutimu.�

Sobat muda muslim, kita pantas berbangga pula, bahwa apa yang dirintis oleh Rasulullah saw. ini kemudian dilanjutkan generasi berikutnya sampai sekarang. Yup, kita memiliki ribuan, bahkan jutaan pejuang yang siap mengorbankan waktu, tenaga, pemikiran, harta, dan bahkan nyawanya untuk Islam. Inilah kenapa kita menyebutnya, �Kartunya satu, ATM-nya banyak!�Eh, maksudnya �Islamnya satu, pejuangnya banyak�. Iklan banget ya?

Satukan perjuangan!

Pernah dengar lagu milik Brothers berjudul Satu Perjuangan? Begini nih sebagian liriknya: �Dengan satu perjuangan/ satu arah tujuan/di bawah rahmat Yang Esa/Kita melangkah seiringan/ satu perjuangan/ Rintangan pasti melanda/ jangan undur walau selangkah/ teruskan perjuangan/ hingga ke akhirnya...

Duh, meski lagu-nya nggak kenceng-kenceng amat, bahkan kesannya lembut, tapi isinya sih lumayan memberikan semang-at juang. Penekannya pada satu perjuangan, yakni untuk membela Islam. Bukan membela yang lain.

Sobat muda muslim, perlu kamu pahami bahwa banyak pula di antara kita yang warna-warni bendera dari ma-sing-masing kelompok perjuangan Islam, bahkan ada yang asem-manis-asin kayak permen Nano-Nano da-lam model perjuangan-nya. Tapi bairin deh, yang penting harus satu yang kita perjuangkan, yakni Islam. Keragaman ini kudu dijadikan sebagai aset perjuangan yang moga-moga saja sinergis. Saling melengkapi deh.

Itu soal ijtihad en kebijakan kelompok perjuangan Islam aja. Nggak terlalu berma-salah. Meskipun kalo ada yang menyimpang, ya kita saling mengingatkan aja. Dan tentunya kudu lapang dada ye buat yang merasa telah menyimpang dari ajaran Islam. Lha iya, masa� masih keukeuh berjuang untuk Islam kalo caranya salah? Nggak asyik tuh! Oke deh, saling menasihati dan mengingatkan ya. Namanya juga ama sodara. Tul nggak? Jangan sampe ma-lah berantem nggak jelas juntrungannya. Malu!
Apa yang akan kita perjuangkan? Jelas Islam dong, Say! Bukan yang lain. Islam yang kayak gimana? Hehehe.. Islam ya Islam. Emangnya Islam ada berapa?

Lho, itu kan ada Islam Muhamadiyah, Persis, NU, Salafi, Jamaah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, al-Muhajirun, Majelis Mujahidin Indonesia, Partai Keadilan Sejahtera, dan ratusan partai politik dan kelompok dakwah lainnya. Hehehe.. jangan bingung. Deretan nama yang ditulis tadi sekadar kendaraan aja. Kendaraan perjuangan! Nggak lebih dari itu deh.
Bahkan banyaknya organisasi, kelompok dakwah, atau partai politik juga ada dasarnya kok. Sebab, yang penting satu: berjuang untuk Islam. Firman Allah Swt.:

�Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.� (QS ali �Imran [3]: 104)

Selain itu, kaum muslimin juga tersebar di seluruh penjuru dunia dengan lebih dari 50 negara. Perlu dicatat pula bahwa banyaknya negeri muslim, selain sebagai aset perjuangan, ini juga kendala untuk menyatukan. Kenapa? Karena masih banyak yang merasa satu sama lain bukan sebagai saudara meski sama-sama muslim. Inilah buah pengkotak-kotakan yang berhasil dilakukan Barat untuk mencerai-beraikan persatuan kaum muslimin.

Itu sebabnya, meski banyak parpol Islam dan juga organisasi Islam, jangan jadikan alasan untuk berseberangan. Meskipun banyak negeri-negeri Islam, bukan alasan pula untuk tidak saling peduli. Kita, adalah kaum muslimin yang satu. Udah sepantasnya juga memiliki per-juangan yang satu, yakni tegaknya Islam di muka bumi ini. Pokoknya, dite-rapkannya Islam sebagai ideologi ne-gara di bawah na-ungan Khilafah Isla-miyah. Cuma itu kok tujuan kita.

Dengan kembali tegaknya Khilafah Islamiyah, akan da-pat diterapkan sya-riat Islam yang berfungsi sebagai mu�alajat li masyakil al-Insan (pemecahan problem-problem manusia). Dengan kembalinya Khilafah pula, akan dapat dilangsungkan kembali metode yang shahih untuk menyebarluaskan Islam ke seluruh penjuru dunia, yaitu dakwah islamiyah dan jihad fi sabilillah. Semua ini insya Allah akan segera terwujud dengan upaya dan perjuangan kita bersama-sama, walaupun kita maklumi banget, bahwa orang-orang kafir pasti membencinya. Firman Allah Swt.: �Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.� (QS ash-Shaff [61]: 8)

Bangkit dong, Sobat!

Pastinya kita nggak mau dong jadi orang yang punya semangat minimalis. Qonaah boleh saja, tapi jangan sampe merasa puas dengan kondisi kita saat ini. Celakanya justru kondisi kita sekarang ini lagi ada di bawah nih. Kan aneh dong kalo nggak mau bangkit. Tul ngak sih? Kamu yang gagal lulus ujian, kamu yang gagal ngelamar kerjaan, termasuk kamu yang gagal menjadi menantu, jangan putus asa. Masih ada hari esok untuk kita. Tapi tentunya, hari esok yang lebih baik tak akan pernah ada bagi mereka yang malas untuk bangkit. Sampe kamu nangis bombay or nangis dayak sekali pun, tetep aja nggak bakal berubah kalo kamu nggak berusaha untuk mengubah nasib kamu. Allah Swt. berfirman: �Sesungguhnya Allah tidak mengu-bah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.� [TQS ar-Ra�d [13]: 11]

Bangkit itu perlu, bahkan wajib sobat. Apalagi bila kita bicara tentang masa depan Islam. Ya, Islam. Agama yang selama ini kita anut, belum kembali ke puncak kejayaan setelah mengalami kemunduran. Dan yang berperan selama ini�disaat maju dan mundur�adalah kita, kaum muslimin.

Sobat muda muslim, ayo bangkit dan masuk ke dalam barisan pejuang Islam. Makin banyak yang berjuang, insya Allah kian besar pengaruhnya dalam mewarnai kehidupan ini. Meski adakalanya sebuah peperangan atau revolusi tak selalu berbanding lurus dengan jumlah pejuangnya. Artinya, tak selamanya jumlah banyak bisa memenangkan pertem-puran. Karena yang terpenting adalah kesa-maan visi dan misi. Lebih hebat lagi tentunya jumlah banyak dan punya kesatuan visi dan misi. Betul nggak seh?

Jadi, mari tekadkan dan kuatkan per-juangan kita. Jangan pernah takut terhadap apapun. Kecuali kepada Allah. Bahkan kita kabarkan kepada dunia, bahwa ancaman kematian, bukanlah penghalang bagi perjuangan kita untuk membela Islam. Seperti kata Syekh Ahmad Yassin: �Kematian tak pernah menakut-kan kami. Sebab, melalui itu, kami menemukan jalan menjadi syuhada.� Allahu Akbar!

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More